Sabtu, 30 April 2016

Luka dan Air Mata

Karya : UFa
Luka, maaf
Atas ketidakhadiran bahagia di depanmu
Maaf karena telah membangunkan tidur panjangmu

Cinta, dialah yang salah
Tidak kembali hadir dalam indahnya kenyataan

Pengertian dan kepercayaan telah hilang seiring berjalannya zaman
Hanya air mata yang sanggup terucap dalam diam
Dan akhirnya tanpa disadari
Cinta yang indah terlahir menjadi luka dan air mata

Diterbitkan oleh Penerbit Oksana

Kisah Kasih Kinasih Abadi

 

Karya : UFa

Satu hari yang lalu kita selisih temu, sekilas lalu kau menatapku
Ada sesuatu yang tak bisa diungkap ketika aku melihatmu
Sesuatu yang meledak keluar tapi tertahan oleh keadaan
Renjana
Sepedih itukah rasa yang harus ku alami?
Tanpa menggenggam aku harus melambai mengucap “Selamat Tinggal”
Tak bolehkah ku ambil kesempatan menjadi serbuk kenangan yang akan datang?
Renjana
Sebelum luka aku ingin lupa
Dalam hati yang paling dasar dengan keadaan sadar
Aku mengharapkannya tapi hanya sebatas fatamorgana
Tak nampak namun nyata
Pernah suatu ketika kesempatan datang bersua
Diam membeku aku menjumpanya
Merasakan renjana yang kian membara
Kesempatan itu tak banyak sampai aku melewatinya
Namun telah kupatri dalam hati
Kau keinginanku tapi bukan milikku
Karena
Sebuah lingkaran tidak harus bulat penuh seperti halnya garis tidak selalu lurus
Karena
Daun yang jatuh adalah aku yang tiada jenuh mengingatmu dari jauh

Diterbitkan oleh Penerbit Oksana

Minggu, 05 Oktober 2014

Dies Natalis Kabupaten Purwakarta ke 46 dan Purwakarta ke 183



Sebelas negara se-Asia Pasifik memeriahkan Festival Budaya Asia Pasifik 2014 yang digelar Pemerintah Kabupaten Purwakarta, sabtu 30 Agustus 2014. Event ini merupakan acara puncak  hari jadi Kabupaten Purwakarta ke 46 dan Purwakarta ke 183 yang sebelumnya pada tanggal 2 Agustus 2014 diadakan festival kesenian tradisional, 9 Agustus 2014 festival kesenian Purwakarta, 16 Agustus 2014 festival kesenian egrang, 23 Agustus 2014 festival cetok, dan tanggal 27 – 29 Agustus bazar pameran kesenian dan budaya se-Asia Pasifik. Acara puncaknya dipusatkan disepanjang Jalan Jendral Soedirman Pasar Jumaah menuju gedung kembar di Jalan KK. Singawinata. Sebelas negara itu diantaranya Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, India, Thailand, Malaysia, Vietnam, Filipina, Singapura, Myanmar, dan Indonesia . Selain peserta dari Asian Pasifik, karnaval juga dimeriahkan seni budaya dari 10 provinsi di Indonesia dan 10 kabupaten kota di Jawa Barat.
Tak ketinggalan 4 kereta kencana yang diwakili Pemerintah Kabupaten Purwakarta dilibatkan dalam karnaval juga puluhan kuda yang ditunggangi oleh anggota DPRD Kabpaten Purwakarta dan gerobak sapi yang berisi alat-alat pertanian. Tepat pukul 20.00 WIB, peserta festival mulai bergerak dari tempat start Jalan Baru melewati Pasar Jumaah di  Jalan Jendral Soedirman dan finish di Jalan KK.Singawinata yang terdiri dari pegawai pemerintah, pegawai desa, pegawai negeri sipil, ibu-ibu pkk, pelajar, dan lain sebagainya. Dilanjutkan peserta seni budaya dari negara-negara Asia Pasifik berikutnya 10 peserta budaya provinsi di Indonesia diantaranya Provinsi Banten dengan seni dog-dog loyor, DKI Jakarta seni ondel-ndel betawi, Sumatra Utara seni tor-tor tunggal, Nusa Tenggara Barat seni ngaluk, Jawa Timur seni reog ponorogo, dan lain sebagainya, dan diikuti 10 peserta dari Kabupaten Kota di Jawa Barat yaitu Kabupaten Pangandaran seni badud, Kabupaten Sukabumi seni ngarep hurang , Purwakarta seni keprak-kepruk, Karawang seni bebegig gebotan pare, dan lain sebagainya. Bupati Purwakarta H. Dedy mulyadi, SH menegaskan pelaksanaan festival ini merupakan komitmen dirinya dalam upaya seni budaya  sebagai spirit pembangunan di Kabupaten Purwakarta, festival ini bukan hanya kali ini saja, tetapi sudah sejak 4 tahun terakhir digelar.

Kamis, 18 September 2014

Hubungan Antara Film, Sastra, dan Bahasa



Kajian film dalam studi sastra dan bahasa mempunyai hubungan satu sama lain. Dilihat dari definisinya, film merupakan  media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134). Sastra sendiri berasal dari bahasa sansekerta, sas berarti mengarahkan, memberi petunjuk atau instruksi, sedangkan tra berarti alat atau sarana. Jadi, sastra adalah sarana untuk memberikan petunjuk, sedangkan bahasa yaitu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kajian film dengan sastra dan bahasa mempunyai hubungan yaitu sama-sama menyampaikan suatu pesan atau memberikan petunjuk kepada sekelompok manusia untuk dapat bekerja sama dan berkomunikasi satu sama lain.
Film sebagai seni yang sangat kuat pengaruhnya dapat memperkaya pengalaman hidup seseorang dan bisa menutupi segi-segi kehidupan yang lebih dalam. Selain sebagai wahana untuk menghibur, film juga bermanfaat sebagai media pembelajaran. Film dapat dianggap sebagai pendidikan yang baik dan media visual yang memiliki nilai hiburan, artistik, dan komunikasi. Oemar Hamalik memberikan definisi, media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. (Oemar Hamalik, Metode Pendidikan, Bandung : PT. Citra Aditya, 1994 Hal.12). Menurut Briggs bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti buku, film, kaset, film bingkai, dan lain sebagainya. (Arief S. Sadiman, et, Al., Media Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996, cetak ke 04 hal 6). Disinilah terlihat jelas bahwa buku dan film merupakan alat yang mempunyai kesamaan yaitu sebagai media pembelajaran yang baik bagi orang yang sedang belajar. Buku disini dapat berupa buku pelajaran ataupun buku karya sastra yang keduanya bermediumkan bahasa.
Film dibangun atas sistem tanda yang kompleks, seperti gambar, suara, kata-kata, musik, gedung pertunjukkan, lokasi, penonton, cara membuatnya, dan lain sebagainya. Di dalam sastra dan bahasa juga terdapat tanda. Tanda tersebut sering disebut dengan istilah semiotika. Semiotika menurut Ferdinand de Saussure didefinisikan sebagai sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat. (Sobur, 2004 : 12), sedangkan Charles Sanders Pierce membatasi semiotika sebagai “doktrin formal tentang tanda-tanda”. Dengan demikian dasarnya adalah konsep tentang tanda-tanda.
Pierce menggolongkan semiotika menjadi tiga tingkatan, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon merupakan hubungan tanda dan obyek karena serupa, proses ikon ini bisa dilihat misalnya foto. Indeks merupakan hubungan tanda dan obyek karena sebab akibat, proses indeks ini dapat diperkirakan seperti mendung berarti akan hujan, sedangkan simbol adalah hubungan antara tanda dan obyek karena adanya konvensi atau kesepakatan bersama, proses simbol disini harus dipelajari, contohnya burung merpati yang melambangkan kesetiaan atau tanda bulan sabit merah melambangkan palang merah.
Simbol dalam sastra yang terpenting adalah bahasa. Bahasa yang merupakan simbol dalam sastra tersebut dapat dianalisis melalui suku kata, kalimat, paragraf, dan wacana. Tidak jauh berebeda dengan film, simbol yang terdapat dalam film dapat berupa gambar gerak, bergerak, dialog, suara, lokasi, dan lain sebagainya dianalisis melalui bahasa baik kata, kalimat, paragraf, bahkan wacana. Hanya saja, yang membedakan antara sastra dan film ini terdapat pada penafsiran atau imajinasi pembaca atau penontonnya. Bahasa yang merupakan medium karya sastra memiliki sifat keterbukaan pada imajinasi pengarang, sehingga bahasa tersebut memungkinkan memberi ruang yang lebih luas bagi para pembaca untuk menafsirkan dan mengimajinasikan apa yang mereka baca. Berbeda dengan film, penafsiran atau imajinasi penontonnya dibatasi dengan adanya durasi waktu dalam menonton film. Terbatasnya waktu dapat memberikan pengaruh tersendiri dalam proses penerimaan dan pembayangan orang yang menontonnya.
Dewasa ini, banyak sekali karya sastra sebagai “dunia kata” yang diinterpretasikan dalam khayalan pembaca ditransformasikan menjadi media audio visual. Transformasi dari karya sastra ke bentuk film dikenal dengan istilah ekranisasi. Istilah ekranisasi ini berasal dari Bahasa Perancis, écran yang berarti layar. Ekranisasi (1991 : 60) adalah pelayarputihan atau pemindahan sebuah novel ke dalam film. Ekranisasi ini dimunculkan untuk memberikan berbagai perkembangan informasi dan pengetahuan edukatif yang terdapat dalam karya sastra terhadap masyarakat yang bukan pembaca karya sastra.
Di dalam ekranisasi, pengubahan wahana dari karya sastra ke wahana film, berpengaruh pula pada berubahnya hasil yang bermediumkan bahasa atau kata-kata ke dalam film yang bermediumkan gambar audiovisual. Jika di dalam novel ilustrasi dan penggambaran atau pelukisan dilakukan dengan menggunakan media bahasa atau kata-kata, dalam film semua itu diwujudkan melalui gambar-gambar  bergerak atau audiovisual yang menghadirkan suatu rangkaian peristiwa.
Hal demikian menjadikan film, sastra, dan bahasa mempunyai hubungan yang erat, dilihat dari tanda-tandanya yang tergambar dalam simbol-simbol film ataupun dalam karya sastra yang bermediumkan bahasa. Bentuk hubungan sastra dengan film, sebenarnya juga terjadi antara sastra dengan teater, atau teater dengan film. Hubungan ini sama-sama dapat disimbolkan melalui bahasa, meski demikian ada transformasi karya sastra terhadap bentuk film yang mengakibatkan perubahan. Walaupun demikian, perubahan tersebut dapat memberikan informasi baru dan pengetahuan edukatif yang terdapat dalam karya sastra terhadap masyarakat yang bukan pembaca karya sastra. Adapun perbedaan antara karya sastra dengan film diakibatkan pada penafsiran atau imajinasi pembaca atau penonton yang berbeda-beda sesuai imajinasi atau penafsiran mereka masing-masing.

Daftar Pustaka

Jumat, 29 Agustus 2014

10 Penemu Paling Hebat dari Indonesia



Negeri Kita Tercinta Indonesia ini disamping memiliki kekayaan alam yang luar biasa, juga memiliki kekayaan intelektual dari para rakyatnya, yang kini hasil penemuan dan inovasi mereka dipakai secara internasional dan mendunia.
Berikut ini adalah 10 penemu paling Hebat dari Indonesia diantara ribuan penemu Hebat Indonesia lainnya yang dikutip dari berjambang.blogspot.com

1. Tjandramukti


Peneliti pertanian tropis dan salah satu pelopor mixed farming yang mengabdikan hampir seluruh hidupnya di desa ini, sekitar tahun 2000 berhasil menemukan varietas kedelai baru yang memiliki produktifitas yang tinggi, mencapai 3,4 ton per hektar (salah satu yang tertinggi di daerah tropis secara internasional ), dibandingkan rata- rata nasional yang hanya 1,3 ton per hektar.
Kedelai ini memiliki ukuran besar, protein yang tinggi (43,9 %), umur yang pendek (72 hari), dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik di daerah tropis bila ditanam dengan best practice yang beliau kembangkan. Hasil pemurnian bertahun- tahun dalam keadaan yang terkontrol, pada akhirnya menghasilkan dua varietas kedelai unggul, yang pertama telah diserahkan kepada pemerintah daerah dan di daftarkan menjadi benih kedelai unggul nasional dengan nama Kedelai Grobogan, sedang varietas yang lain belum didaftarkan.
Selain kedelai, beliau juga menemukan konsep sumur resapan komunal untuk memanen air hujan di lahan persawahan serta metode optimalisasi tanaman subtropis di daerah tropis seperti ketela pohon, jagung, dan kedelai.
2. Mujair


Mujair adalah nama seorang bapak yang pada tahun 1939 menemukan ikan yang pada akhirnya dinamai dengan nama yang sama di muara sungai Serang, Blitar.Beliau berhasil mengembangbiakkan ikan yang bukan asli perairan Indonesia dan menjadi populer hingga sekarang. Pak mujair berhasil mengembangbiakkan ikan yang aslinya ikan laut menjadi ikan air tawar.
3. Prof. Poorwo Soedarmo


Anda pasti hapal apa itu Empat Sehat Lima Sempurna, suatu slogan yang sangat mudah diingat dan tidak dapat dipungkiri berhasil dalam menyehatkan masyarakat Indonesia.Slogan atau lebih tepatnya konsep ini dicetuskan oleh seorang tokoh gizi Indonesia kelahiran Malang pada tahun 1904 bernama Poorwo Soedarmo.
4. Tjokorda Raka Sukawati


Sistem pembuatan penyangga jalan layang secara sejajar dengan jalan yang akan dibuat, dan dapat diputar dengan mudah bila akan digunakan. Sistem ini menghemat tempat, sehingga tidak memacetkan lalu lintas di bawahnya bila sebuah jalan layang dibuat di atas jalan lain.
5. Prof. Ir. R.M. Sedyatmo


Lulusan ITB angkatan 1934 ini berhasil menemukan pondasi cakar ayam pada tahun 1962
Sistem pondasi ini memungkinkan pembangunan di atas lahan yang labil, seperti landasan pacu pelabuhan udara Soekarno Hatta, Jakarta, dan banyak bangunan lain di seluruh dunia.
6. Mukibat


Pak Mukibat adalah petani sederhana dari Kediri ini pada tahun 1950 menemukan sistem penanaman singkong yang revolusioner. Beliau menempelkan batang ketela pohon karet yang daunnya rimbun di atas ketela pohon biasa (grafting). Setelah di tanam hasilnya sangat luar biasa. Dengan sistem pemanenan berulang, sebuah ketela pohon dapat memproduksi hingga 5 kali lipat dari yang biasanya. Untuk menghormati sistem tempel pada ketela pohon saat ini secara internasional dinamai sistem Mukibat, meskipun saat ini banyak orang mengaku- aku sebagai sistem mereka dengan sedikit modifikasi dari aslinya.
7. B.J. Habibie


bapak habibie juga salah satu penemu besar dari indonesia
dia adalah penemu Teori, Faktor dan Metode Habibie (Teknologi Pesawat Terbang)
8. Michael Iskandar a.k.a Om Chia


Beliau menemukan Mesin Big Bang yang di pakai dan di sukai Valentino Rossi
Sejak tahun 1949, Om Chia menjadi pembalap yang membawa bendera Suzuki. Loyalitasnya pada profesi yang dijalani melahirkan keparcayaan dah hasil yang maksimal. Hingga akhirnya pada tahun 60-an Om Chia berputar haluan, namun tetap dalam koridor dunia balap dengan menjadi mekanik.
Sejak saat itu, karirnya terus meningkat dan terus berkreasi sesuai iklim balap Indonesia dan mengawal berbagai pembalap tanah air.Namanya yang dikenal sebagai pembalap Suzuki ditahun 1949, kemudian berlanjut menjadi bagian tim riset balap motor Suzuki di tahun 1963 dan juga sebagai tokoh dibelakang suksesnya prestasi balap motor Indonesia.Beliau meninggal 4 mei 2010
9. Prof. Dr. Khoirul Anwar

Prof. Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.
Khoirul adalah lulusan dari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung dengan cum laude di tahun 2000. Meraih gelar master dan doktor dari Nara Institute of Science and Technology (NAIST) pada tahun 2005 dan 2008. Ia menerima IEEE Best Student Paper award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) 2006, California, USA.
10. Pak Minto

Berawal dari pemikiran, suatu saat kayu hutan dan minyak bumi akan habis. Minto(48), guru SD Negeri Prambon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur(Jatim), memikirkan pembuatan kompor tenaga surya. Ketika itu tahun 1986.Pengetahuannya tentang sifat lensa dan penyerapannya terhadap panas mengilhami pembuatan kompor tenaga Matahari itu.
Minto mengakui, kompor tenaga surya berfungsi ganda yang dihasilkannya memang tidak praktis. “Memang perlu penyempurnaan, supaya lebih praktis,” ujarnya. Kompor tenaga surya hasil buah karya Minto ini, tidak hanya dinikmati tetangga-tetangga dekatnya, tetapi juga oleh para pembelinya. Maukah CGI, World Bank, ADB atau UNDP membantu membiayai usaha2 Minto yang brilian ini.